Menghadapi suatu kenyataan dan kebenaran yang menyakitkan
Perasaan yang terkunci dalam hati ini,
memang tak akan pernah dibalasnya
Menghadapi kenyataan bahwa ada seseorang di masa lalunya,
yang menjadi cinta dan kekuatan baginya
Sebuah kisah persahabatan dan cinta yang begitu mendalam,
menyadarkanku bahwa aku tak berarti baginya,
hanya seseorang di masa lalunya yang akan tetap menjadi lentera hatinya, bukan aku
Bagiku semua sudah selesai...
Cahayaku perlahan mulai redup, menghadapi kenyataan ini
Aku tidak akan memaksakan hatinya padaku,
aku tidak ingin dia membalas perasaanku tidak dengan tulus
Aku ingin dia bahagia dengan pilihannya sendiri, dan kuyakin bukan aku
Aku bahagia pernah dekat dan tertawa bersama dengannya
Aku bahagia karena sempat berada di sisinya untuk menghapus air matanya
Aku bahagia pernah duduk di kursi penonton, melihatnya bertanding
Aku bahagia melihatnya tersenyum dan menyapaku
Aku bahagia melihatnya melambaikan tangan saat aku pergi
Dan aku akan bahagia melihatnya bersama dengan pilihan hatinya
Kuyakin, dia tidak akan mengingat apa-apa dariku,
dia tidak akan pernah membalas perasaanku...
Tetapi aku bahagia karena hidup di dunia yang sama dengannya,
sangat kusyukuri semua itu,
walau dia telah memiliki seseorang yang luar biasa baik dan mencintainya
"Aku ingin menjadi temanmu...
namun aku terlanjur menyukaimu, dan kuyakin kau tak akan percaya lagi padaku,
seperti dulu kau percaya padaku untuk mengangkatmu dan menghapus air matamu
Cahayaku bukanlah semangatku...
cahayaku yang mulai redup adalah dirimu yang mulai jauh dan akan lebih jauh dariku
Aku bersyukur karena kau memiliki malaikat penjaga yang lebih baik dariku
Aku tidak ingin berharap terlalu banyak padamu, biar semua berjalan sesuai kehendak-Nya
Terima kasih, kau akan tetap menjadi penyemangat dan cahayaku,
walau kau bukan cinta sejatiku"
Perasaan ini tak mampu kuungkapkan, sepiku tak mampu terucap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar